Powered by Blogger.

[Book Review] Convenience Store Woman (Gadis Minimarket)

by - February 14, 2021


Bayangkan: kamu bekerja paruh-waktu di minimarket hampir separo hidupmu. Orang-orang di sekitarmu sudah menanjaki karir, berkeluarga, dan lain-lainnya. Mereka bingung kenapa kamu masih mau-mau saja bekerja paruh-waktu di usia yang tidak muda lagi. Tapi, kamu merasa itu bukan masalah karena kamu sudah sangat terbiasa dengan rutinitas pekerjaanmu.

Kira-kira, seperti itulah gambaran cerita dalam novel Convenience Store Woman atau Gadis Minimarket, novel terjemahan terbitan Gramedia Pustaka Utama yang menjadi gerbang saya dalam menjajaki sastra Asia. Diterjemahkan dari novel Jepang karya Sayaka Murata yang aslinya berjudul Konbini Ningen, novel tipis ini mengajak kita untuk menyelami kehidupan seorang pegawai minimarket bernama Keiko Furukura.

Keiko sudah menjadi pegawai minimarket sejak masih kuliah sampai di usianya sekarang, pertengahan 30 tahunan. Awalnya, ia hanya mencoba bekerja paruh-waktu di minimarket yang baru buka untuk mendapat tambahan uang saku semasa kuliah, tapi ternyata ia keterusan bekerja di sana hingga saat ini. Di minimarket tempatnya bekerja, pegawai-pegawai dan manajernya sudah beberapa kali berganti, tapi hanya Keiko yang sudah bekerja di sana sejak minimarketnya dibuka.

Kehidupan Keiko pun nggak jauh-jauh dari minimarket: kalau melihat ramalan cuaca, ia memikirkan produk apa yang bakal laku hari itu; pada pukul segini, ia dengan mudah menebak tipe pelanggan seperti apa yang akan datang; kalau ingin produk tertentu terjual, maka penataannya di etalase toko harus seperti A, B, C... begitu terus rutinitasnya selama belasan tahun.

Sementara itu, orang-orang di sekitar Keiko bingung. Kok, Keiko mau-maunya sih bekerja paruh-waktu di minimarket di usia segitu? Belum menikah, pula. Biasanya, di umur segitu kan, orang-orang sudah punya karir mentereng atau berkeluarga. Tapi, kenapa Keiko tetap bertahan jadi pegawai minimarket? Apa Keiko nggak punya tujuan hidup yang lebih bagus?

Well... baca sendiri, ya. Saya nggak mau membocorkan lebih jauh, haha.


Sebagai novel terjemahan Jepang yang pertama kali saya baca, menurut saya Convenience Store Woman menawarkan cerita yang simpel, singkat, tapi lumayan dalam dan membuat saya berpikir, ternyata masalah orang dewasa, khususnya perempuan, itu sama saja di mana-mana. Waktu Keiko dipandang aneh oleh teman-teman dan orang lain di sekitarnya karena "hanya" bekerja sebagai pegawai minimarket dan belum menikah, saya paham apa yang mereka pikirkan. Soalnya mirip dengan keadaan di sini, sih. Kalau kamu sudah berumur di atas 30-an dan hidupmu kelihatan gitu-gitu aja, orang-orang pasti bakal menganggapmu aneh.

Saya sebenarnya cukup menyukai karakter Keiko yang terkesan nggak peduli dengan pendapat orang lain tentang dirinya. Malahan, ia terkadang bingung kenapa orang lain menuntutnya menjadi sesuatu yang ia nggak suka. Keiko sudah nyaman dengan pekerjaannya sebagai pegawai minimarket, lalu kenapa ia harus mencoba hal lain yang belum tentu memberinya kenyamanan yang sama?

Kadang-kadang, saya berharap saya bisa seabai itu pada perkataan orang lain, seperti yang Keiko lakukan di novel ini.

Walaupun begitu, di satu sisi saya juga merasa kalau karakternya Keiko agak sedikit datar, dalam artian Keiko tidak punya perkembangan karakter yang signifikan. Memang, Keiko berkali-kali memikirkan keadaan orang-orang di sekitarnya dan tuntutan sosial yang dihadapinya, tapi pada akhirnya hal tersebut tidak berpengaruh besar pada dirinya. Mungkin memang itu pesan yang terselip di novel ini, untuk tidak terlalu memikirkan perkataan orang lain.

Untuk saya yang biasanya mengenal kebudayaan dan kehidupan di Jepang lewat manga dan anime, keberadaan novel ini menjadi angin segar. Genre-nya yang termasuk dalam kategori slice of life mengajak saya merasakan seperti apa kehidupan sehari-hari di Jepang. Kehidupan di dalam minimarket yang dituturkan di novel ini juga lumayan relatable, alias mudah untuk dibayangkan karena di Indonesia pun minimarket juga sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari kita.

Satu poin plus yang saya suka dari novel ini adalah: halamannya nggak banyak! Cocok buat bacaan sekali duduk atau buat kalian yang baru memulai hobi baca, haha. Dengan tebal 160 halaman, novel pendek ini bakal membawa kita mengenal lebih jauh karakter Keiko si Gadis Minimarket. Novel ini bisa kalian dapatkan di Gramedia atau toko buku langganan kalian dengan harga Rp58.000, ya! Kadang-kadang malah bisa lebih murah di beberapa toko buku, atau ketika sedang ada diskon, hehe.

Love,
K

You May Also Like

0 comments